Jumat kemarin awalnya
semuanya berjalan seperti Jumatku yang biasa, bangun kesiangan, minuman hangat ditemani
rokok, mandi, lalu Jumatan. Aku sudah bisa memprediksikan bahwa Jumatku
ini akan seperti hari-hari Jumat yang sudah kulewati.
Semua sangat
biasa dan sesuai prediksi sampai ‘dia’ datang. Awalnya ‘dia’ hanya ingin mampir ke rumahku sebentar
karena ‘dia’ ada urusan, lalu aku akan kembali ke hari Jumatku yang biasa. Namun sepertinya Tuhan tidak mau prediksiku tentang
hari Jumat kali ini tepat. Tiba-tiba ‘dia’ mendapat kabar bahwa temannya ada sedikit masalah yang harus
membuat urusannya ditunda. ‘Dia’ lalu mengajakku untuk menikmati secangkir kopi
sambil menunggu kabar dari temannya. Sebuah tempat ngopi favorit dekat rumahku
menjadi tujuan kami sore itu.
Sudah puluhan kali
aku ngopi ditempat ini. Dengan ‘dia’ maupun dengan temanku yang lain. Namun acara ngopi kami kali ini terasa sungguh beda. Kami bercerita cerita sederhana, diselingi
canda tawa, sambil sesekali meminum kopi tanpa gula, lalu bercerita lagi. Tak seperti
ngopi kami biasanya, yang banyak kata saling cela meskipun hanya bercanda (tapi
kadang juga serius).
Jauh dari suara bising
mesin-mesin bermotor, dikelilingi pohon-pohon jati yang kurus tapi tinggi, dan
cuaca yang cerah membuat atmosfer di sekeliling kami sangat nyaman. Waktu jadi cepat
berlalu seakan waktu ingin membuktikan teori relativitas. Saat
perjalanan pulang baru aku menyadari hari Jumatku kali ini sangat bermakna dan berbeda karena 'dia' J
“When you sit
with a nice girl for two hours it seems like two minutes. When you sit on a hot
stove for two minutes it seems like two hours. That’s relativity.” Einstein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar