Jumat, 22 Agustus 2014

Jumatku yang terselamatkan

Jumat kemarin awalnya semuanya berjalan seperti Jumatku yang biasa, bangun kesiangan, minuman hangat ditemani rokok, mandi, lalu Jumatan. Aku sudah bisa memprediksikan bahwa Jumatku ini akan seperti hari-hari Jumat yang sudah kulewati.
Semua sangat biasa dan sesuai prediksi sampai ‘dia’ datang. Awalnya ‘dia’ hanya ingin mampir ke rumahku sebentar karena ‘dia’ ada urusan, lalu aku akan kembali ke hari Jumatku yang biasa. Namun sepertinya Tuhan tidak mau prediksiku tentang hari Jumat kali ini tepat. Tiba-tiba ‘dia’ mendapat kabar  bahwa temannya ada sedikit masalah yang harus membuat urusannya ditunda. ‘Dia’ lalu mengajakku untuk menikmati secangkir kopi sambil menunggu kabar dari temannya. Sebuah tempat ngopi favorit dekat rumahku menjadi tujuan kami sore itu. 
Sudah puluhan kali aku ngopi ditempat ini. Dengan ‘dia’ maupun dengan temanku yang lain. Namun acara ngopi kami kali ini terasa sungguh beda. Kami bercerita cerita sederhana, diselingi canda tawa, sambil sesekali meminum kopi tanpa gula, lalu bercerita lagi. Tak seperti ngopi kami biasanya, yang banyak kata saling cela meskipun hanya bercanda (tapi kadang juga serius).
Jauh dari suara bising mesin-mesin bermotor, dikelilingi pohon-pohon jati yang kurus tapi tinggi, dan cuaca yang cerah membuat atmosfer di sekeliling kami sangat nyaman. Waktu jadi cepat berlalu seakan waktu ingin membuktikan teori relativitas. Saat perjalanan pulang baru aku menyadari hari Jumatku kali ini sangat bermakna dan berbeda karena 'dia' J


“When you sit with a nice girl for two hours it seems like two minutes. When you sit on a hot stove for two minutes it seems like two hours. That’s relativity.” Einstein

Jumat, 15 Agustus 2014

Reuni Dengan Anderson

"Posisi bek tengah, dipercayakan kepada, pemain asing berkulit hitam asal Brazil, siapa lagi kalau bukaan pemain bernomor punggung 26 .  Andersssooon..... Da Silvaaaa"
Seperti itulah yang diteriakan oleh announcer di stadion Mandala Krida Yogyakarta pada tahun 2003 saat PSS berlaga 11 tahun silam.

Awalnya saya tidak tahu, tentang materi pemain Madiun Putra yang akan menjadi lawan PSS kali ini. Namun saat pertandingan berjalan, ada seorang bek asing yang mencuri perhatian saya. Saya  merasa mengenal gaya berlari bek asing Madiun Putra itu, sangat familiar. Gesture tubuhnya saat menendang, berlari, dan men-tackle bola sangat tidak asing di mata ini. Akhirnya rasa penasaran ini saya tanyakan kepada salah satu teman yang duduk disamping saya, dan dia membenarkan "Iya, dia (sambil menunjuk) itu Anderson-nya PSS dulu".

Secara fisik, Anderson memang tidak banyak berubah. Postur badannya hampir mirip seperti waktu masih di PSS dulu, hanya kelincahannya dalam mengawal pergerakan striker sepertinya sudah dimakan usia. Buktinya adalah 4 gol yang besarang ke gawang Madiun Putra pada malam itu. Gol pertama PSS oleh Mudah Yulianto adalah kesalahan Anderson yang kalah duel dengan Mudah Yulianto saat kemelut di depan gawang. Bukan hanya itu, gol keempat PSS yang dicetak oleh Monieaga adalah akibat dari gagalnya Anderson yang mengawal Monieaga. Bahkan sesekali dia dapat dengan mudah dilewati oleh Mudah Yulianto yang pengalamannya sangat jauh dibawah Anderson. Di usianya yang sudah 39 tahun ini Anderson jelas tak lagi se'rapat' dulu.
Diawal debutnya di Indonesia, Anderson langsung berseragam PSS. Anderson berseragam PSS cukup lama, dari tahun 2002 hingga 2007. Selepas dari PSS kabarnya ia berkelana mulai dari Persebaya, Mitra Kukar, Persik Kediri sebelum sekarang dia bermain untuk Madiun Putra. Catatan manis Anderson bersama  PSS ditorehkan pada tahun 2003 dan 2004 saat PSS mampu finish peringkat 4 secara berurutan di Divisi Utama (saat itu divisi utama adalah kasta tertinggi). Anderson bersama para punggawa PSS kala itu seperti Seto N (sekarang pelatih PSIM), Deca Dos Santos, Marcello Braga, Colly Misrun, Mauly Lessy, Suwita Patha dll cukup disegani lawan-lawannya.
Jika mendengar nama Anderson, memori ini pasti akan mengungkit masa-masa jaya PSS dulu bersama trio Brazil. Semoga PSS secepatnya mampu berjaya dan kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Anderson yang sekarang berseragam Madiun Putra mendapat hadiah syal dari supporter PSS
Squad PSS tahun 2003
Anderson da silva (atas- 2 dari kanan) Source


Sabtu, 09 Agustus 2014

Pertambangan: Anugerah atau Kutukan?

Judul diatas adalah kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu dosen saya sewaktu saya masih kuliah dulu. Semua orang tahu bahwa negeri ini (Indonesia) adalah negeri yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbaharui ataupun yang tidak dapat diperbaharui. Semua tahu bahwa di Kalimantan dan Sumatra banyak terdapat batubara, di Papua ada cadangan emas terbesar dunia, di Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara terdapat berbagai macam mineral dengan kualitas yang baik, itu adalah anugerah bagi negeri kita. Namun bagaimana dengan kerusakan yang dihasilkan akibat penambangan? Apakah sebaiknya tidak ditambang? mari kita urai secara singkat.
Kegiatan Pertambangan yang “legal” harus melawati kajian-kajian (analisis dampak lingkungan, ekonomi, dll) yang panjang  untuk mendapat izin melakukan eksplorasi sumber daya dari pemerintah. Setelah itu untuk mendapatkan izin eksploitasi dari pemerintah, sebuah perusahaan tambang harus membuat kajian-kajian kembali serta mendepositkan sejumlah uang kepada pemerintah sebagai jaminan bahwa setelah selesai menambang nantinya wilayah tersebut akan direklamasi (dikembalikan sebagaimana fungsinya).Uang jaminan baru bisa ditarik oleh perusahaan pertambangan apabila mampu mereklamasi lahan bekas tambang dan dinyatak "berhasil" oleh pihak yang ahli dalam bidang tersebut (Lingkungan, Kehutanan). Selama proses kegiatan penambangan, setiap perusahaan akan diawasi oleh pihak pengawas yang ahli dalam bidang lingkungan. Apabila sebuah perusahaan tambang terbukti selama proses penambangan tidak sesuai dengan peraturan, pihak pengawas dapat merekomendasikan pencabutan izin penambangan.
Jadi intinya, kalau kegiatan penambangan asal-asalan, bisa di-stop dan dicabut izinnya. Bila perusahaan tambang tidak melakukan reklamasi, uang jaminan akan disita dan perusahaan tambang tersebut akan mendapat sanksi.. Lalu masalahnya kenapa banyak tambang yang merusak lingkungan dan tidak di reklamasi?? ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal itu terjadi :

1. Tambang ilegal/Tambang liar
Disini kita sebagai masyarakat harus berperan aktif, laporkan ke pihak terkait jika di daerah anda menemukan tambang illegal karena tambang ilegal jelas akan mengabaikan peraturan-peraturan dan hukum yang ada demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Sebuah tambang liar di lombok   Sumber
Tambang liar di Kalsel yang berbahaya bagi lingkungan dan para penambang itu sendiri  Sumber

2. Pihak Pengawas, Perusahaan Mafia Tambang, dan Pemerintah
Seharusnya tidak mungkin perusahaan tambang yang legal dapat terus melakukan kegiatan penambangan apabila perusahaan tersebut melakukan pelanggaran peraturan terhadap lingkungan, karena izinnya akan segera dicabut. Namun kadang ada oknum pengawas yang sengaja tidak melaporkan pelanggaran-pelanggaran tersebut dan meminta sejumlah 'mahar' untuk pura-pura tidak tahu. Selain itu bisa saja pengawas sudah melaporkan kepada pemerintah, namun oknum pemerintah ini yang giliran menodong si perusahaan oknum mafia tambang agar tambangnya tidak di-stop. Perusahaan Oknum mafia tambang malas melakukan reklamasi karena kegiatan reklamasi dan penataan lahan membutuhkan biaya yang besar.

Tidak semua perusahaan tambang adalah perusak lingkungan. Ada juga perusahaan tambang yang jujur dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya karena memberi pendapatan bagi daerah dan memberi kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. 

Jika kita menghentikan seluruh penambangan kita akan kembali pada zaman paleolitikum, dimana manusia menggunakan kapak perimbas dan kapak genggam untuk senjata dan berburu. tidak ingin bukan? karena saya yakin anda juga memanfaatkan banyak material tambang, buktinya anda dapat membaca tulisan saya ini dari komputer, laptop, atau handphone yang semuanya memiliki unsur logam hasil tambang.

"Sumberdaya ini anugerah jika kita dapat mengelola dan memanfaatkan dengan baik, namun sumberdaya ini bisa jadi kutukan jika kita serakah dalam mengeksploitasinya"



Sumber Gambar : Dyah Probowati (Dosen Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta)

Sumber Gambar : Dyah Probowati (Dosen Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta)
Sumber Gambar : Dyah Probowati (Dosen Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta)

Area reklamasi proyek batu hijau yang kemudian mendapat penghargaan atas menejemen reklamasi area tambang
Sumber

Jumat, 08 Agustus 2014

Giorgio Chiellini : " waw, i really love that they did, i'm just confused about Indonesian know so well about cori"
Ponco : "Giorgio, Indonesian learning cori because they want to show that in GBK Stadium is similar with Juventus Stadium"
Ekspresi Chiellini ketika bilang "waw waw waw amazing"

Sumber


Finally.. Dream comes true!

       Salah satu mimpi seorang fans ataupun supporter adalah bertemu dengan idolanya, dan pada tanggal 6 Agustus 2014 salah satu mimpi saya itu terwujud J. Juventus FC, klub asal Itali yang berdiri sejak 1897 di kota Turin mengadakan Tour Asia Pasifik dan Indonesia adalah tujuan pertama mereka.
       Hotel Four Season Jakarta menjadi hitam-putih! Ratusan Juventini dan wartawan dengan setia menunggu para punggawa Juventus di Hotel Four Season sejak siang. Tak lama kemudian, sang pelatih “Max Allegri” yang (sebenarnya) tidak diterima sebagian juventini ini masuk melalui pintu utama hotel, diikuti talenta asal Perancis “Paul Pogba” dan tentu saja beberapa keamanan dari pihak panitia dan juga dari Itali. Saya yang tidak memiliki press card seharusnya tidak boleh memasuki ruangan press conference, namun dengan sedikit kenekatan, saya dan 2 teman saya berhasil menerobos ke dalam ruang press conference yang penjagaannya tidak ketat itu. Betapa senang kami dapat melihat idola kami secara langsung dan tidak dibatasi oleh layar kaca J
Paul Pogba memasuki lobi Hotel
Press Confrence
       Hari berikutnya, giliran Stadion Umum Gelora Bung Karno yang menjadi hitam-putih. Stadion yang biasa didominasi warna merah, warna kebanggan timnas Indonesia itu berubah menjadi warna hitam-putih warna kebanggan Juventus. Sekitar 60.000 Juventini dari seluruh Indonesia berkumpul menjadi satu di SUGBK. Antrian pun mengular di gate IX, (pintu masuk tiket saya), dengan kesabaran dan sedikit berdesak-desakan akhirnya saya bisa masuk ke stadion terbesar di Indonesia itu. Didalam stadion saya melihat beberapa Giant Flag, Hand banner, dan Spanduk yang membuat SUGBK serasa J-Stadium malam itu. Tak lama saya menunggu, para pemain Juventus masuk ke dalam lapangan diikuti riuh para fans, dan chant menggunakan bahasa Italia. Sambutan luar biasa malam itu dibalas tepuk tanganoleh para pemain juventus.


Antrian Gate IX
Juventini Indonesia di tribun timur

Jalannya pertandingan sudah bisa ditebak, ISL Allstar yang dibentuk dalam waktu 3 hari bukanlah lawan yang sepadan untuk klub pemegang sccudeto 32x tersebut. Meskipun kebobolan diawal pertandingan, 8 gol dari Juventus membakar stadion dan skor akhir adalah 1-8 tentu untuk Juventus.
Beberapa saat sebelum pertandingan selesai, tribun selatan dan timur kembali beraksi, pyro show menjadi penanda akhir perjumpaan kami dengan para pemain juventus. Applause dari pemain juve di akhir pertandingan malam itu menjadi momen yang tak akan saya lupakan.

Applause pemain juve untuk dukungan yang luar biasa
Forza Juve!!

Sabtu, 02 Agustus 2014

Life is better when you fishing!

     Memancing adalah sebuah hobi yang tidak semua orang bisa merasakan kenikmatan dan sensasinya. Orang yang tidak hobi memancing akan berkata, “memancing itu membosankan dan hanya membuang waktu”, “memancing hanyalah hobi orang selo” . atau “mending beli ikan dipasar”. Tapi orang yang hobi memancing akan berkata lain, sebab ada ‘candu’ didalam setiap sensasi strikenya . Para mancing mania akan terus ‘blusukan’ dan akan mencari spot-spot mancing yang banyak ikannya. Tidak semua para pemancing memiliki tujuan yang sama. Ada pemancing yang hanya senang memancing dan akan me-realese ikannya kembali karena hanya mencari sensasi ‘strike’, dan ada juga pemancing yang berangkat dengan harapan pulang mendapatkan lauk untuk santapan makan malam.
    Saya bukanlah orang yang hobi memancing sejak kecil. Waktu saya masih SD saya pernah diajak mancing oleh teman saya, waktu itu saya tidak dapat ikan sama sekali sedangkan teman saya mendapat ikan yang jumlahnya cukup membuat saya iri dan itu cukup membuat saya untuk ‘kapok’ mancing. Tapi…. semenjak setahun lalu, semuanya berubah. Berawal dari ajakan memancing teman-teman saya di sungai Bedog, awalnya saya hanya iseng-iseng saja ikut. Dan sesuai prediksi saya, teman-teman saya mendapat ikan lebih dulu, but I really don’t care. Saya hanya terus mencoba dengan menunggu dan mengawasi pelampung pancing saya hingga tiba-tiba…. syuuuuut.. pelampung pancing saya terbenam, dan dengan reflex saya menarik pancing. STRIKEEE!! ikan pertama yang saya dapatkan di sungai waktu itu adalah ikan ‘mujaer’ dengan besar yang tak seberapa. Namun perasaan senang saya jelas berkali-kali lipat dari ukuran ikan tersebut. Saya strike setidaknya 5x hari itu. Setelah hari cukup sore, dan ikan sudah malas memakan umpan kami, kami pun pulang. Semenjak hari itu ada semacam candu yang membuat saya ingin terus memancing.
     Jumat kemarin setelah selesai sholat jumat saya mendapat sms yang isinya adalah ajakan memancing di sungai belakang UAJY. Tanpa pikir panjang saya meng-iya-kan ajakan teman saya karena memang selama bulan Romadhon kemarin saya jarang memancing. Dengan bekal seperangkat alat pancing beserta umpan dan sebotol beer saya berangkat memancing menyusul teman-teman saya yang sudah berada di lokasi. Beberapa kali saya strike ikan mujair dan nila siang itu cukup me-refresh pikiran saya. Sensasi strike yg sudah lama tidak saya rasakan-pun akhirnya saya nikmati kembali. Kami memutuskan mengakhiri perburuan ikan sore itu setelah turun hujan gerimis. Kami membawa pulang setidaknya ± 35 ekor ikan berbagai jenis yg kemudian kami masak untuk kami santap bersama.
  

Lokasi spot mancing *apik kan?*

(Masih) Lokasi spot mancing
 Persiapan merakit pancing dan umpan ditemani sebotol beer

Tak seberapa namun senang luar biasa

Jumat, 21 Desember 2012

More than just a game


Singkatnya beberapa waktu lalu ada teman yang bertanya kepada saya “kok kamu bisa suka sepakbola sampai segitunya sih?” dengan gampang saya jawab saja “kok kamu bisa tidak suka sepakbola sampai segininya seperti saya sekarang ini?”. Memang saya orang yang cukup royal untuk urusan sepakbola atau membeli merchandise-nya, saya juga bersedia bolos kuliah/sekolah dan mengorbankan hal lain yang menurut sebagian orang lebih penting hanya untuk menemani tim kebanggaan bertanding entah jam berapa dan dimana, saya berusaha sebisa mungkin untuk melihatnya.. Tapi menurut saya itu masih wajar, saya yakin banyak orang-orang diluar sana yang melakukan hal sama dengan yang saya lakukan, bahkan mungkin lebih ‘gila’. Salah satu kelompok pendukung kesebelasan di daerah saya misalnya, mereka menganggap bahwa mendukung kesebelasan sepakbola kebanggan adalah hal yang lebih penting dari apapun. Selama pertandingan suara mereka hanya untuk berteriak selama 2x45 menit untuk mendukung ‘pahlawan’ mereka yang sedang berjuang di lapangan.
Bagi saya kami,  ini lebih dari sekedar permainan 22 orang di lapangan rumput berbentuk persegi panjang dengan 2 buah gawang dan satu bola yang diperebutkan. Ini adalah perpaduan seni, tehnik, kerja keras, kerjasama, dan komunikasi, yang mempertaruhkan gengsi, sejarah, fans, dan gelar. Itu adalah alasan mengapa olahraga ini menjadi begitu indah untuk dinikmati. Terdengar berlebihan? Tapi bagi kami dan sebagian orang di luar sana memang seperti inilah kenyataanya. Kalau memang benar ini hanya sebuah permainan, mungkin Andrés Escobar (pemain Colombia) masih hidup. Andrés Escobar adalah seorang pemain Colombia yang ditembak saat hendak pulang ke rumah oleh orang tak dikenal yang diduga karena Escobar melakukan gol bunuh diri ke gawangnya sendiri yang membuat tim Colombia gagal lolos dari fase grup saat Piala Dunia 94. Si penembak meneriakkan “Gooooool” dengan gaya khas komentator Amerika Latin setiap kali melepaskan tembakan. 

"If there’s no football in heaven, i'm not going", Gregory Van Der Wiel

Andres Escobar saat melakukan gol bunuh diri

Pemakaman Andres Escobar
Banner bergambar Escobar saat Tim Kolombia berlaga